No.Telepon

(021) 47867777

IEA mencatat polusi udara di dunia terus alami peningkatan

Setiap kali kita naik kendaraan kita, memutar kunci dan berkendara ke suatu tempat, maka kita telah membakar bensin yaitu bahan bakar fosil yang berasal dari minyak mentah. Pembakaran bahan organik dalam bahan bakar fosil menghasilkan energi dan melepaskan karbon dioksida dan senyawa lainnya ke atmosfer bumi. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida memerangkap panas di atmosfer kita, menghangatkannya, kemudian mengganggu iklim bumi.

Para ilmuwan sepakat bahwa aktivitas manusia telah menjadi sumber utama peningkatan karbon dioksida di atmosfer sejak awal era bahan bakar fosil ditemukan pada tahun 1860-an. 85% persen dari seluruh emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, dan minyak, termasuk bensin. Sisanya berasal dari pembukaan hutan dan penggunaan lahan lainnya, serta beberapa proses industri seperti pembuatan semen.

Statistik mengenai paparan data penggunaan energi serta dampaknya sudah banyak dan dapat diakses, tentunya hal tersebut bukan hanya pajangan data saja tetapi menjadi reminder bagi kita, untuk menumbuhkan kesadaran mengenai hidup keberlanjutan. Bagaimana tidak, salah satu lembaga IEA yang merupakan inti dari dialog global mengenai energi, mencatat emisi CO2 energi global meningkat sebesar 0,9% atau 321 Mt(mega ton) pada tahun 2022, mencapai angka tertinggi baru yaitu lebih dari 36,8 Gt (giga ton). Setelah dua tahun mengalami fluktuasi luar biasa dalam penggunaan energi dan emisi, yang sebagian disebabkan oleh pandemi Covid-19, pertumbuhan tahun lalu jauh lebih lambat dibandingkan pemulihan pada tahun 2021 sebesar lebih dari 6%. Emisi dari pembakaran energi meningkat sebesar 423 Mt, sementara emisi dari proses industri menurun sebesar 102 Mt.

Emisi karbon dioksida (CO 2 ) global dari pembakaran energi fosil dan proses industri pada tahun 2022 mengalami kenaikan 0,9% atau 321 Mt (mega ton) yang ditebarkan ke atmosphere kita, dan mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa sebesar 36,8 Gt (giga ton).

 

Peningkatan tahun lalu mengikuti fluktuasi luar biasa dalam emisi terkait energi selama dua tahun terakhir. Emisi menyusut lebih dari 5% pada tahun 2020, karena pandemi Covid-19 mengurangi permintaan energi. Pada tahun 2021, emisi kembali meningkat melewati tingkat sebelum pandemi, meningkat lebih dari 6% seiring dengan stimulus ekonomi dan peluncuran vaksin.

 

Sumber: https://www.iea.org/