No.Telepon

(021) 47867777

Stimulus Perkembangan Siswa: Taman Sekolah Hijau

 

Beberapa instansi sekolah saat ini masih ada yang memiliki kualitas sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai serta kurangnya peneraBebepan penghijauan di lingkungan sekolah. Sering kita melihat adanya beberapa sekolah dengan keadaan lingkungannya yang gersang akibat jarang adanya tumbuhan sehingga suasana di lingkungan sekolah terasa panas yang dapat mengurangi ketertarikan anak untuk bermain.

Kegiatan bermain siswa di sekolah juga membutuhkan lingkungan sekolah yang sejuk, bersih, dan cukup pepohonan. Tidak itu saja, bagi para siswa di tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak, lingkungan dengan taman bermain yang tercukupi sangat penting diperhatikan untuk merangsang tumbuh kembang anak.
Bermain mampu menyegarkan dan mengembangkan kognitif melalui kreativitas, memecahkan masalah, memahami konsep-konsep baru Bermain juga baik untuk membangun kepercayaan diri anak, menumbuhkan kemauan berbagi, dan mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot tangan, dan menghasilkan gerakan baru. Kemendikbud.co.id
Penelitian oleh Janke E. van Dijk-Wesselius , Jolanda Maas , dan Mark van Vugt di Lima sekolah dasar di Belanda, yang mempelajari dampak penghijauan halaman sekolah terhadap perilaku bermain anak-anak (usia 7-11) selama jam istirahat. Penelitian tersebut dilakukan di Lima sekolah dasar di Belanda dengan pendekatan studi intervensi prospektif longitudinal menggunakan desain pre-post dengan baseline selama dua tahun Pada kondisi lingkungan sekolah sebelum dan sesudah dihijaukan. Observasi dilakukan melalui Rekaman video dari 352 anak berdurasi 30 detik. Hasil penelitian tersebut menunjukan peningkatan variatif bermain anak-anak, setelah lingkungan sekolah mengalami penghijauan.
Maka begitu penting untuk menjadikan lingkungan sekolah yang bernuansa natural. Bagaimana lingkungan sekolah bernuansa hijau?

1. Media Bermain alami
Berbagai media yang ditemukan di lingkungan alami, seperti ranting,daun, pasir, dan air, cenderung kurang kokoh dan lebih mempesona daripada peralatan bermain siap pakai, seperti bingkai panjat atau bola. Anak-anak suka berinteraksi dengan fitur alami yang fleksibel, menangkap dan menahan perhatian mereka juga merangsang indra mereka. Dengan demikian, media yang secara alami ada di alam, menciptakan banyak peluang bagi anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan yang konstruktif, imajinatif, dan kreatif.

2. Fitur eksplorasi alam
satu fitur alam yang mendorong penjelajahan dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, seperti bukit atau terowongan berumput, jalur batu, atau jembatan tali, vegetasi berupa pohon dan semak, area hutan belantara, gubuk yang terbuat dari cabang pohon willow, dan fitur air terjun.

3. Tempat Nongkrong bernuansa alam
Amfiteater ini merupakan tempat anak-anak dapat duduk atau menonton pertunjukan, dapat dikonsep dari batu dan rumput, serta dikelilingi oleh semak dan bunga.

4. Rumah Pohon
Ketika ditanya apa yang paling disukai anak-anak jika halaman sekolah mereka akan dihijaukan, seringkali anak-anak mengungkapkan keinginannya untuk memiliki rumah pohon. Rumah pohon dapat menjadi media bermain yang melatih motorik seperti memanjat dan melompat. Melakukan olahraga kecil-kecilan memberi dampak positif untuk perkembangan motorik anak.
Uraian diatas hanya beberapa saja dari sekian banyak indikator-indikator tentang bagaimana menjadikan sekolah bernuansa hijau yang dapat merangsang perkembangan anak, dimana prestasi belajar di sekolah bukan hanya berasal dari kualitas guru dan media pembelajarannya saja yang menarik tetapi faktor lingkungan sekolah juga dapat memberikan nilai kontribusi perkembangan anak, dalam hal ini mengenai variatif bermain anak.

Uraian diatas hanya beberapa saja dari sekian banyak indikator-indikator tentang bagaimana menjadikan sekolah bernuansa hijau yang dapat merangsang perkembangan anak, dimana prestasi belajar di sekolah bukan hanya berasal dari kualitas guru dan media pembelajarannya saja yang menarik tetapi faktor lingkungan sekolah juga dapat memberikan nilai kontribusi perkembangan anak, dalam hal ini mengenai variatif bermain anak.

Referensi:

https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2022.101760

Kemendikbud.co.id